Selasa, 15 Maret 2016

Rindu Mr. D

Kau yang mengawali ini
Dengan caramu menatap
Kau telah telah membuatku jatuh cinta padamu
Dan kau memberi harapan
Setelah aku percaya,
tiba-tiba kau menghilang
tanpa komunikasi diantara kita
Kemudian aku sadar,
Aku pergi menjauh
Semakin aku menjauh semakin sulit aku melupakanmu
Semakin sulit menghilangkan rasa ini.
Bagaimana ini?
Karena kau yang memulai,sekarang giliranku bertanya padamu...
Bagaimana cara melupakanmu? Bagaimana cara menghilangkan rasa ini?

Aku harap kau tau satu hal
di sini dalam jauh aku merindukanmu Mr. D

Sabtu, 28 Maret 2015

Awal sebuah arti.

Aku tau aku salah.
Mencintaimu.
Aku tau aku salah.
Menyayangimu.
Aku tau aku salah.
Pernah menyukaimu.
Aku gila.
Aku melihatmu lalu jatuh cinta padamu.
Aku gila.
Aku melihatmu lalu terpukau mata indahmu.
Aku gila.
Aku melihatmu lalu terpikat auramu.
Aku gila.
Tenggelam dalam kelam cintamu.
Aku bingung harus apa.
Aku tidak tahu harus apa.
Aku kehilangan arah ketika itu.
Ketika aku melihat senyummu.
Ketika aku terpana dibuatnya.
Aku kehilangan arah ketika itu.
Ketika awal sebuah hari, mempertontonkan padaku, sosok itu.
Ketika awal sebuah hari, seakan-akan menjadi bingkai drama hidupku.
Aku kehilangan arah ketika itu.
Ketika semua skenario dalam hidupku berubah.
Ketika ada seorang tokoh baru dalam hidupku.
Lalu ku terkejut.
Ternyata kau baik.
Lalu ku terkejut.
Ternyata kau indah.
Lalu ku terkejut.
Ternyata kau manis.
Lalu ku terkejut.
Ternyata kau mengindahkanku pula.

Selasa, 27 Januari 2015

Benjolan Menyakitkan


Lanjut lagi cerita hidupku ya… Karena gue bingung mau mulai dari mana, jadi mendingan gue cerita yang ini aja ya. Ini soal kesehatan gue.
Waktu kelas 6 SD, di jari tengah gue pernah ada benjolan, karena dijari kanan awalnya gue pikir itu cuma benjolan biasa gara-gara sering nulis. Tapi lama-lama nggedein sama ngganggu juga, akhirnya gue konsultasi sama dokter. Dokter bilang itu tumor, tapi nggak ganas, bias dibuang. Tumor nya sekitar 2 cm.

kira-kira seperti itu lah,tapi itu bukan tangan gue.

Selasa  5 Juni 2012, gue diopname di rumah sakit untuk melakukan operasi pembuangan tumor di jari. Keesokan harinya pukul 08.00 WIB  gue masuk ruang operasi didorong oleh perawat. Ruangan yang dingin, penuh dengan dokter lengkap dengan daftar nama pasien yang akan dioperasi. Nggak lama gue nunggu akhirnya, gue dipangil, dituntun untuk masuk ruang khusus. Di ruang itu gue mulai merinding karena baru kali itu gue masuk ruangan yang penuh alat yang nggak pernah gue liat sebelumya. Rasanya pengen lari, andai saja gue nggak dibuis total gue pasti lari. Di atas muka persis lampu gede dinyalakan, dokternya baik sampe-sampe waktu disuntik obat bius aja gue nggak ngerasa sakit. Kaga sadar, waktu bangun (belum sadar 100%) tau-tau gue lagi didorng perawat ke kamar gue, ternyata operasinya udah selese. Waktu obat biusnya habis, ya ampun sakitnya luar biasa. Saat itu gue bener-bener butuh seorang ibu, nama yang gue panggil cuma ‘ibu’ padahal di situ juga ada bapak, tapi lidah gue kaya udah diatur otomatis hanya untuk manggil ibu aja =D. Sampai kamis 7 Juni 2012 gue kembali ke rumah dengan keadaan tangan yang masih dibalut kain kasa.
Dua tahun setelah dioperasi, tumbuh lagi sebuah benjolan di telinga kiri gue. Dan sampe sekarang belum dioperasi.

Sabtu, 24 Januari 2015

Gadis Lensa



Hai, ketemu lagi, namaku Ifti Farih Choeriyah. Aku lahir tanggal 17 Mei 2000.
Aku adalah gadis berlensa tebal. Sejak kelas 1 SMP di tahun 2012 aku mulai mengenakan kacamata. Sedih rasanya, saat umurku semuda ini aku harus mengenakan kacamata yang cukup membuat telinga sakit. Meski terkadang merasa bosan dan risih menggunakan kacamata, tapi tanpanya aku tak bisa melihat dunia  dengan jelas. Ya, saya  akui ini semua salahku karena terlalu sering mambaca buku  di tempat yang redup cahaya, sering menulis dengan dengan jarak dekat, dan sering bermain laptop tanpa batasan waktu. Sekarang minusku 3,00 ukuran yang cukup besar untuk anak seusiaku. Tapi jika dilihat dari pola hidup dan makanan jaman sekarang tidak diherankan bila seseorang menglami minus diusia yang masih belia. Adikku saja, dia sudah memakai kacamata sejak kelas 5 Sd.
Banyak hal yang tidak bisa aku lakukan tanpa menggunakan banda itu.  Seperti saat melihat papan tulis di sekolah, dan tersiksa saat belanja di supermarket atau saat jalan-jalan, bahkan saat mengendarai motor pun aku harus menggunakan benda itu.

Tapi aku bersyukur karena masih bias melihat walaupun tidak dengan jelas. Semoga Allah SWT cepat mengembalikan mataku yang sehat seperti semula. Amin..

Jumat, 23 Januari 2015

Pengagum Rahasia


Ini adalah buku harian pertamaku, pemberian ibuku. Usiaku 12 tahun saat itu, dan aku tidak pernah menulis satu katapun dalam buku ini, namun keadaan berubah ketika aku bertemu denganmu, seolah kau yang membujukku untuk menulis kisahku setiap hari dalam buku ini. Perlahan aku pun mulai menulis, aneh juga rasanya menulis buku harian untuk pertama kali. Bagaimana hidupku hari ini dan esok, yang akan memenuhi buku ini. Aku mencintai masa SMP ku sekarang, disini sepertinya semua tersenyum dan tertawa. Ada teman, dan ada sahabat yang menemaniku selalu dan.. ada dia yang menjadi salah satu alasan ku datang ke sekolah setiap hari.

Walaupun pertemuanku dengannya tidak seindah yang kuharapkan, setidaknya bisa melihat senyummu dan mendengar kau berbisaja walaupun bukan denganku, setelah sekian lama aku cuma bisa mengaguminya. Jadi bagaimana pun bentuk pertemuan itu, tetap bisa menjadi awal yang indah nantinya.

Cinta, apakah benar-benar ada? Aku pernah menonton sebuah film, yang pesannya bilang "Bahwa jika kamu mencintai seseorang, maka kamu harus mengatakannya begitu momen itu datang. Karena kalau tidak, maka momen itu akan pergi begitu saja dan tak akan pernah datang lagi, lalu kamu akan menyesal."

 Aku disini adalah seorang pengagum rahasiamu dan entah sampai kapan aku seperti ini. Aku hanya bisa memendam perasaan ini didalam hatiku aja, yah seenggaknya aku bisa menyukaimu walau kamu nggak pernah tau itu. Walaupun aku mengungkapkan perasaanku ini kepadamu, aku yakin kamu gak akan membalas perasaanku ini. Karena apa? Karena aku tau, aku bukan seseorang yang kamu dambakan. Aku tau kamu gak bakal bisa menerima kekurangan aku. Aku sering perhatikan kamu dari jauh, liat senyum kamu, liat kamu ketawa. Bahkan aku hafal mimik wajah dan tindakan kamu saat lagi senang maupun sedih, kamu gak tau itu kan? Mungkin menjadi pengagum rahasiamu itu jalan yang terbaik buat aku, aku gak mau mengungkapkan perasaanku walau itu nggak enak banget. Karena cukup bagi aku menjadi orang yang nggak pernah kamu anggap, aku nggak mau lagi menjadi orang yang kamu hindari. Tapi yang perlu aku tanyakan, apakah orang yang sempurna harus berpasangan dengan orang yang sempurna juga?? Apakah orang berada harus berpasangan dengan orang berada juga? Apa itu adil? Entahlah, aku lelah, dan aku telah sampai dimana aku menoleh dan menyadari aku tidak pernah menemukan apa-apa, dan bahwa seumur hidupku aku hanya pura-pura bahagia.
Aku merasa ada yang hilang, tanpa tau apa yang sudah aku temukan. Aku merasa menemukan, tanpa tau apa yang aku cari. Dan aku seperti masih mencari, tanpa tau apa yang sudah hilang
Aku lelah, dan aku telah sampai dimana aku menoleh dan menyadari aku tidak 

Buat kamu ***** ************